Geografi Media Info

Media informasi pembelajaran geografi dan pendidikan

Geografi Media Info

Media informasi pembelajaran geografi dan pendidikan

Geografi Media Info

Media informasi pembelajaran geografi dan pendidikan

Geografi Media Info

Media informasi pembelajaran geografi dan pendidikan

Geografi Media Info

Media informasi pembelajaran geografi dan pendidikan

Model Pembelajaran Discovery Learning

 

Model Pembelajaran Discovery Learning

 



Memilih profesi sebagai seorang guru artinya kita siap untuk terus berinovasi, dalam hal ini termasuk memilih metode dan model pembelajaran. Berinovasi terhadap model pembelajaran yang dipilih bisa membuat proses pembelajaran semakin menarik dan tidak menyebabkan siswa mudah bosan.

Sebagai seorang guru kita perlu mencari tahu berbagai model pembelajaran sehingga lebih mudah menerapkannya di dalam kelas. Salah satu model pembelajaran yang mungkin sudah tidak asing dan bisa diterapkan dalam proses belajar mengajar adalah discovery learning.

Pengertian Discovery Learning

Pada dasarnya discovery learning merupakan model pembelajaran di mana di dalamnya menekankan proses untuk memahami suatu konsep dari materi secara aktif dan mandiri untuk selanjutnya diperoleh kesimpulan. Pada model pembelajaran ini, siswa diharapkan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sedangkan guru berperan sebagai fasilitator

Guru hanya memberikan sejumlah pertanyaan berkaitan dengan materi kepada siswa. Kemudian, siswalah yang bertugas untuk menemukan, menyelidiki, dan menyimpulkan hasil pengamatannya sebagai modal untuk menjawab pertanyaan dari guru.

Pengertian Discovery Learning Menurut Ahli

1. Arends

Discovery learning merupakan model pembelajaran yang yang berpusat pada siswa dan pengalaman belajar secara aktif. Dalam prosesnya, model pembelajaran ini akan menjadikan siswa secara aktif menemukan dan mengemukakan gagasannya terkait topik yang dipelajari.

2. Jerome Bruner

Discovery learning sebagai model pembelajaran yang meminta siswa agar mampu mengorganisasi permasalahan yang didapatkan secara mandiri.

3. Rusman

Model pembelajaran discovery learning merupakan model belajar di mana seorang individu atau kelompok bisa aktif menemukan pengetahuannya sendiri berdasarkan dengan pengalaman yang didapatkannya.

4. M. Hosnan

Model pembelajaran yang didesain untuk mengembangkan cara belajar aktif dengan cara menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, sehingga hasil yang didapatkan bisa bertahan lebih lama.

Tujuan Model Discovery Learning

  1. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
  2. Mengajarkan siswa untuk menemukan pola dalam situasi konkret maupun abstrak, termasuk meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang diberikan.
  3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan tanya jawab sebagai alat untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan pengetahuan.
  4. Membantu siswa melakukan kegiatan kerja sama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan mengaplikasikan ide-ide orang lain.

Langkah-langkah Discovery Learning

Seperti model pembelajaran lain, model discovery learning juga memiliki sintaks dan tahapan belajar. Adapun langkah-langkah model discovery learning antara lain:

1. Stimulus

Untuk memulai model pembelajaran ini, siswa diberikan stimulus terlebih dahulu. Stimulus dapat berupa pengajuan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.

2. Identifikasi Masalah

Langkah selanjutnya dari model pembelajaran discovery ini adalah dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang memiliki kaitan dengan materi pelajaran. Setelah itu masalah yang telah dikumpulkan dirumuskan dalam bentuk hipotesis.

3. Penghimpunan Data

Setelah hipotesis masalah sudah ditemukan maka selanjutnya, para siswa dapat diberi kesempatan untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.

4. Olah Data

Selanjutnya, data yang sudah dikumpulkan dimasukkan dalam bank data untuk diolah dan divalidasi dengan beberapa metode, seperti wawancara, observasi untuk setelahnya didapatkan analisis dari kumpulan data tersebut.

5. Pembuktian Hasil

Hasil analisis yang sudah valid selanjutnya diperiksa lebih lanjut secara cermat. Hal ini dilakukan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis dan dihubungkan dengan hasil data processing.

6. Generalisasi

Dari hasil proses pengolahan data selanjutnya dapat ditarik kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.

Demikian, beberapa hal yang mungkin perlu diketahui terkait model discovery learning. Bagi bapak/ibu guru yang mungkin belum menerapkan model ini sangat bisa menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Selamat mencoba!


Asesmen Formatif dan Sumatif

Perbedaan Mendasar Antara Penilaian Formatif dan Sumatif

Halo, Sobat! Dalam kegiatan pembelajaran, ada 2 bentuk penilaian yaitu penilaian formatif dan juga penilaian sumatif.

Penilaian formatif adalah penilaian yang dilakukan dengan tujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Sesuai dengan tujuannya, penilaian formatif dapat dilakukan di awal dan di sepanjang proses pembelajaran.

Sedangkan penilaian sumatif yakni sebuah penilaian yang bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau Capaian Pembelajaran (CP) murid, sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan dari satuan pendidikan. Penilaian pencapaian hasil belajar murid dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar murid dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

Ada berapa perbedaan mendasar antara penilaian formatif dan juga sumatif. Seperti apa perbedaannya? Yuk simak artikel ini!

 

  • Waktu pelaksanaan

Pada penilaian formatif, umumnya dilakukan saat proses pembelajaran suatu unit/bab/kompetensi berlangsung. Dapat dilakukan di awal maupun sepanjang proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan untuk penilaian sumatif, dapat dilakukan pada akhir pembelajaran.

 

  • Tujuan penilaian

Tujuan dari penilaian formatif adalah mengetahui perkembangan penguasaan siswa terhadap suatu unit/bab/kompetensi yang sedang dipelajari. Berbeda dengan penilaian formatif,  penilaian sumatif bertujuan untuk mengetahui pencapaian pembelajaran siswa pada pembelajaran suatu unit/bab/kompetensi yang telah berakhir.

 

  • Output

Output akhir dari penilaian formatif adalah sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran suatu unit/bab/kompetensi yang sedang dipelajari agar peserta didik mencapai penguasaan yang optimal. Sedangkan output akhir penilaian sumatif adalah sebagai bukti mengenai apa yang dikuasai oleh siswa. 

 

  • Hasil penilaian

Hasil penilaian formatif tidak digunakan untuk menentukan nilai rapor keputusan kenaikan kelas, kelulusan, atau keputusan-keputusan penting lainnya. Untuk penilaian sumatif, justru untuk menentukan hal-hal tersebut.

Nah itulah perbedaan mendasar antara penilaian formatif dan juga penilaian sumatif. Pada Kurikulum Merdeka, guru diharapkan untuk lebih banyak mengutamakan penilaian formatif, untuk mendapatkan umpan balik dan mengetahui perkembangan murid.

Namun, penilaian sumatif juga tetap digunakan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Semoga informasi ini bermanfaat! 

 

Baca Juga Referensi :

https://guru.kemdikbud.go.id/kurikulum/perkenalan/asesmen/formatif-dan-sumatif/

 

REFLEKSI PEMBELAJARAN

 REFLEKSI PEMBELAJARAN

Refleksi pembelajaran adalah kegiatan merenungkan atau memikirkan kembali proses pembelajaran yang telah berlangsung. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh guru maupun siswa. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi proses pembelajaran, mengonfirmasi pencapaian siswa, dan memperbaiki proses pembelajaran yang kurang tepat.

Refleksi pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik secara tertulis maupun lisan. Secara tertulis, refleksi pembelajaran dapat dilakukan dengan mengisi lembar refleksi yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Secara lisan, refleksi pembelajaran dapat dilakukan dengan diskusi kelompok atau tanya jawab antara guru dan siswa.

Berikut adalah beberapa contoh refleksi pembelajaran:


Refleksi Pembelajaran oleh Guru

·       Refleksi terhadap materi pembelajaran

Guru dapat merefleksikan materi pembelajaran yang telah disampaikan. Hal-hal yang dapat dipertimbangkan dalam refleksi ini adalah:

a.    Apakah materi pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran?

b.    Apakah materi pembelajaran sudah disampaikan dengan jelas dan mudah dipahami?

c.     Apakah ada materi pembelajaran yang perlu dibahas lebih lanjut?

 

·       Refleksi terhadap metode pembelajaran

Guru juga dapat merefleksikan metode pembelajaran yang digunakan. Hal-hal yang dapat dipertimbangkan dalam refleksi ini adalah:

a.    Apakah metode pembelajaran sudah efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran?

b.    Apakah metode pembelajaran sudah menarik dan membuat siswa aktif belajar?

c.     Apakah ada metode pembelajaran lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran?

 

·       Refleksi terhadap sikap dan perilaku siswa

Guru juga dapat merefleksikan sikap dan perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang dapat dipertimbangkan dalam refleksi ini adalah:

a.    Apakah siswa aktif dan terlibat dalam pembelajaran?

b.    Apakah siswa menunjukkan sikap positif selama pembelajaran?

c.     Apakah ada hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa?

 

Refleksi Pembelajaran oleh Siswa

·       Refleksi terhadap materi pembelajaran

Siswa dapat merefleksikan materi pembelajaran yang telah mereka pelajari. Hal-hal yang dapat dipertimbangkan dalam refleksi ini adalah:

 

a.    Apakah materi pembelajaran sudah dipahami dengan baik?

b.    Apakah ada materi pembelajaran yang masih belum dipahami?

c.     Apakah ada materi pembelajaran yang perlu dipelajari lebih lanjut?

 

Refleksi terhadap metode pembelajaran

Siswa juga dapat merefleksikan metode pembelajaran yang digunakan. Hal-hal yang dapat dipertimbangkan dalam refleksi ini adalah:

a.    Apakah metode pembelajaran yang digunakan sudah efektif untuk memahami materi pembelajaran?

b.    Apakah metode pembelajaran yang digunakan membuat siswa aktif belajar?

c.     Apakah ada metode pembelajaran lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa?

 

Refleksi terhadap sikap dan perilaku diri sendiri

Siswa juga dapat merefleksikan sikap dan perilaku diri sendiri selama pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang dapat dipertimbangkan dalam refleksi ini adalah:

a.    Apakah saya aktif dan terlibat dalam pembelajaran?

b.    Apakah saya menunjukkan sikap positif selama pembelajaran?

c.     Apakah ada hal-hal yang dapat saya lakukan untuk meningkatkan motivasi belajar saya?

 

Manfaat Refleksi Pembelajaran

Refleksi pembelajaran memiliki banyak manfaat, baik bagi guru maupun siswa. Berikut adalah beberapa manfaat refleksi pembelajaran:

 

·       Meningkatkan efektivitas pembelajaran

Refleksi pembelajaran dapat membantu guru dan siswa untuk mengevaluasi proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran.

 

·       Meningkatkan pemahaman materi pembelajaran

Refleksi pembelajaran dapat membantu siswa untuk memahami materi pembelajaran secara lebih mendalam.

 

·       Meningkatkan motivasi belajar

Refleksi pembelajaran dapat membantu siswa untuk meningkatkan motivasi belajar.

 

·       Mengembangkan keterampilan berpikir kritis

Refleksi pembelajaran dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis.

 

·       Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi

Refleksi pembelajaran dapat membantu siswa untuk meningkatkan komunikasi dan kolaborasi.

 

Kesimpulan

 

Refleksi pembelajaran merupakan kegiatan yang penting untuk dilakukan oleh guru dan siswa. Kegiatan ini dapat membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran, pemahaman materi pembelajaran, motivasi belajar, keterampilan berpikir kritis, komunikasi, dan kolaborasi.